Kontroversi Konsep Mujizat dalam Teologi John Calvin Suatu Usaha Rekontruksi Historis Mujizat Section Articles
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Abstract
Miracles are expressions of God's power. However, questions arise about John Calvin's concept of miracles. Does Calvin still believe that after the apostolic times, miracles still happen today? According to Pavel Hejzlar, Calvin said that miracle healings are no longer happening today because after the apostolic era ended there were no more miracles. This paper uses the bibliographical method to explore Calvin's concept of miracles both in Calvin's writings at the Institute of Christians Religion and in Calvin's commentaries. The author will prove that Calvin continued to believe that after the apostolic times miracles still occurred. Through this paper, the writer hopes that the misunderstanding of Calvin can be cleared up.
Mujizat merupakan pernyataan dari kuasa Allah. Namun, muncul pertanyaan mengenai konsep mujizat John Calvin. Apakah Calvin masih percaya bahwa setelah zaman para rasul, mujizat masih terjadi sampai hari ini? Menurut Pavel Hejzlar, Calvin mengatakan bahwa mujizat kesembuhan sudah tidak terjadi lagi pada saat ini karena setelah zaman para rasul berakhir sudah tidak ada mujizat lagi. Karya tulis ini memakai metode kepustakaan untuk menelusuri konsep mujizat Calvin baik dalam tulisan-tulisan Calvin yang ada di Institutio of Christians Religion maupun dalam tafsiran-tafsiran Calvin. Penulis akan membuktikan bahwa Calvin tetap percaya bahwa setelah zaman para rasul mujizat masih terjadi. Melalui tulisan ini penulis berharap kesalahpahaman terhadap Calvin bisa diluruskan.
##plugins.themes.academic_pro.article.details##

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
References
- Ali, Aisyah, (2018). Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasinya, Jakarta: Kencana.
- Arismantoro, (2008). Tinjauan Berbagai Aspek Character Building Bagaimana Mendidik Anak Berkarakter, Yogyakarta: Tiara Wacana.
- Chen, Febe, (2009). Menjadi Pribadi Yang Unggul, Jakarta, Indonesia: PT Gramedia Pustaka Utama.
- Debora, Kiki, Chandra Han, (2020). Pentingnya Peranan Guru Kristen dalam Membentuk Karakter Siswa Dalam Pendidikan Kristen: Sebuah Kajian Etika Kristen, (Diligentia: Journal of Theology and Christian Education), Vol. 2, No. 1.
- Fadilah, dkk. (2021). Pendidikan Karakter, Jawa Timur.
- Heriyanto, (2013). Pendidikan Karakter: Teori dan Praksis Dalam Pendidikan Kristen di Indonesia, Jurnal Teologi Stulos, Vol. 12, No. 1.
- https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan-karakter/ diakses pada 28 November 2021
- Boiliu, Noh Ibrahim, (2020) “Mengajarkan Pendidikan Karakter melalui Matius 5:6-12”, Kurios (Jurnal Teologi dan Pendidika Agama Kristen) Vol. 6, No. 1.
- Lickona, Thomas, (1991). Educating For Character: How Our School Can Teach Respect and Responsibility, New York: Bantam Books.
- Pinat, Nahum, Ezra Tari, Purnama Pasande, (2020). Implementasi Pendidikan Agama Kristen Dalam Pembentukan Karakter Anak KAPATA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, Vol. 1, No. 2.
- Rohendi, Edi, (2016). Pendidikan Karakter di Sekolah UPI: Jurnal Pendidikan Dasar.
- Samani, Muchlas, Hariyanto, (2012). Konsep dan Model Pendidikan Karakter Bandung: Remaja Rosdakarya.
- Sanjaya, (2009). Kurikulum dan Pembelajaran Jakarta: Kencana.
- Sulistyowati, Endah. (2012). Implementasi Kurikulum Pendidikan Karakter, Yogyakarta: Citra Aji Parama.
- Syah, (2013). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
- Walgito, Bimo. (2004) Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Fakultas Psikolog Universitas Gadjah Mada.